Layang-Layang, Cita-Cita Dan Doa
Hari ini aku bangun tepat pukul 05.00 pagi, kemudian aku beranjak ke kamar mandi untuk mencuci muka dan juga gosok gigi. Lantas kemudian aku mengambil air wudlu, setelah selesai aku mulai melakukan sholat shubuh dan juga berdo’a, karena aku teringat pada nasehat ustadku, ia berkata agar setiap selesai sholat, alangkah baiknya kita memanjatkan do’a. akupun selesai berdo’a. dan kemudian beranjak ke meja belajarku untuk memeriksa persiapan pelajaran yang telah ku Persiapkan semalam. Selang beberapa saat aku pergi ke kamar mandi. Aku mandi relatif lama, karena ku teringat kata-kata pak dokter, dia menasehatkan agar kita mandi setiap hari dan melakukannya dengan benar-benar bersih. Setelah selesai aku memakai seragam sekolahku dan beranjak ke meja makan, ibuku yang sangat sayang kepadaku telah mempersiakan sarapan buatku. Sarapanpun telah selesai aku pamit kepada orangtuaku untuk berangkat sekolah.
Sesampai di sekolah jam menunjukkan pukul 06.30, aku memanfaatkan sedikit waktu itu untuk berbincang-bincang dengan teman-temanku. Budi adalah salah satu dari teman-teman sekelasku yang baik, di kesempatan ini dia bercerita tentang neneknya yang mengunjunginya, dan neneknya memberikan hadiah kepadanya, semua teman-temanku yang lain mendengarkannya, budipun meneruskan ceritanya. dia berkata, kalau neneknya datang dari desa yang membawa oleh2 antik dari desa, yaitu layang-layang yang sangat menarik, pada akhir cerita budi mengajak teman-teman untuk datang kerumahnya untuk bermain layang-layang bersama. Kamipun sepakat, pada sore nanti untuk berkumpul di rumah budi untuk bersama-sama bermain layang-layang, setelah sepakat teman-temanku mulai menanyakan hal yang lainnya, ada yang bertanya tentang bagaimana persiapan bukunya, tasnya, sampai kaos kakinya, namun sebelum selesai masing-masing bercerita tiba-tiba bel tanda masuk kelas sudah berbunyi, aku dan teman-temanku semua perlahan memasuki ruang kelas dengan tertib, pak guru satu persatu mengajar bergantian sesuai jadwal yang telah di tentukan hingga sampai pada guru terakhir yang mengajar pada hari ini. Dan ini merupakan pelajaran yang aku sukai, yaitu bahasa inggris. Aku punya keyakinan bahwa bahasa inggris sangat penting untuk di pelajari, karena dia adalah alat komunikasi yang dapat di gunakan di sebagian besar penjuru dunia. Menurutku bahasa bukanlah milik suatu kelompok manusia tertentu,tapi bahasa apa saja dapat di gunakan oleh siapa saja, karena bahasa adalah sarana penerjemah maksud kita terhadap orang lain. Aku memperhatikan pelajaran ini dengan sungguh-sungguh, meskipun aku juga yakin bahwa mempelajari bahasa memerlukan waktu yang relative panjang, dan aku terus memperhatikan dan terus memperhatikan semua pelajaran bahasa inggris tersebut hingga tiba-tiba terdengar bunyi bel panjang pertanda sekolah untuk hari ini telah selesai dan saatnya untuk pulang. Akupun bergegas pulang, begitu juga teman-temanku.
Akupun segera sampai ke rumah lalu mandi, sholat dan makan kemudian tidur sebentar lalu pada jam 3 sore aku berpamitan ke ibu bapakku untuk pergi kerumah budi. Sesampai di rumah budi, teman-temanku sudah menunggu kedatanganku, akupun meminta maaf karena aku merasa terlambat karena datang belakangan. Namun budi segera datang dengan layang-layangnya dari dalam rumahnya, teman-temanku yang lainpun segera menyambutnya dengan antusias, lalu kami berlima bersama-sama menuju lapangan yang tidak jauh dari rumah. Dengan cuaca yang cerah dan angin semilir kami dengan mudah menaikkan layang-layang budi dengan mudah. Setelah layang-layang berhasil terbang tinggi, kami berkumpul di bawah teduh pohon sambil melihat layang-layang yang sedang terbang tinggi, kamipun terinspirasi oleh layang-layang tersebut dan pembicaraan kamipun tentang cita-cita, ada yang ingin menjadi ahli pesawat, ada yang ingin menjadi astronot, bahkan ada yang ingin pergi ke bulan untuk bertamasya. Saking asyiknya ngobrol, tanpa sadar matahari mulai mendekati ufuk bagian barat, kamipun menurunkan layang-layang bersama-sama, dan kembali ke rumah budi. Sesampai dirumah budi telah di siapkan teh hangat oleh ibunya budi, kamipun duduk dengan santai, namun matahari tidak mau menunggu kami barang sejenak, sehingga kami harus pulang kerumah masing2, tapi sebelum itu kami berdoa bersama-sama agar cita-cita yang sewaktu bermain tadi jadi kenyataan, tak ketinggalan ibu dan bapaknya budipun ikut meng-amininya, kami berpamitan pada budi dan kepada orang tua budi dan kamipun pulang kerumah masing-masing. Sesampai dirumah aku langsung mandi dan sholat ashar kemudian aku ngobrol dengan ibu bapakku, menceritakan semua yang terjadi tadi, ibukupun senyum. Sesaat kemudian adzan magrib berkumandang, selepas sholat magrib lalu aku belajar ngaji dengan di bimbing ayahku. Hingga isya’ datang, dan setelah isya’ aku belajar pelajaran sekolah di dampingi ibuku tercinta, setelah itu aku beranjak tidur dan aku berdo’a, “Dengan namaMu ya Tuhanku aku hidup, dan dengan namaMu aku mati, dan dengan ridhoMu pula cita-citaku dapat terwujud, amiiin”.