Definisi Kata Sholeh
Arti definisi sholeh belum di ketahui oleh semua orang, bahkan oleh pemilik istilah tersebut, jadi terkadang pengaplikasian dari definisi kata sholeh tersebut sangat menyimpang bahkan berbeda dari definisi kata sholeh sebenarnya.
Setiap orang pasti ingin mempunyai anak yang baik dan berbakti kepada orang tua, karena hal itu akan sangat membuat orang tua bahagia karena memiliki anak yang baik. Dan itu bisa jadi kebanggaan tersendiri.
Dan seperti itu di anggap sebagai definisi kata sholeh, namun definisi kata sholeh itu sendiri sebenarnya bukan hanya sekedar baik, tapi lebih dari baik.
Selama ini banyak orang yang selalu berdo’a kepada Tuhan agar di karuniai anak-anak yang sholeh tapi mereka lupa untuk mencari tahu apa sebenarnya arti kata sholeh itu sendiri.
Di dalam sebuah ceramah Emha Ainun Najib (Cak Nun) mengutarakan bahwa definisi kata sholeh adalah kebaikan yang telah di timbang berdasarkan sosial, budaya, politik dan lain sebagainya dan ketika di terapkan, kebaikan tersebut mempunyai tingkat mudhorot (dampak negatif) yang sangat minimal. Semakin minimal dampak negatifnya maka akan semakin tinggi tingkat kesholehannya.
Jadi, sholeh adalah kebaikan yang jika di terapkan sangat kecil dampak negatifnya, baik bagi diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan dan lainnya.
Update 25 Maret 2015
Tingkat kesholehan tidak bisa di ukur dari penampilan luar saja, terlebih dari pakaian, karena penilaian sholeh berdasar penampilan fisik merupakan cara penilaian yang sangat "bodoh", karena banyak dari kita menilai dari penampilan fisik saja dan tertipu akan penampilan tersebut, ini sangat ironis.
Sebenarnya kita "nyaris" tidak bisa menentukan kadar kesholehan seseorang, karena kemampuan menghitung kandungan manfaat dan kandungan dampak suatu perbuatan itu sangat minim. maka dari itu sebaiknya jangan mudah tertipu dan terlalu cepat "memvonis" seseorang itu sholeh atau tidak, baik atau buruk, ihsan atau tidak.
Mudah-mudahan kita semua tidak meributkan ini itu, sholeh atau tidak, karena intinya kita harus berbuat baik pada semua (titik).
Update 25 Maret 2015
Tingkat kesholehan tidak bisa di ukur dari penampilan luar saja, terlebih dari pakaian, karena penilaian sholeh berdasar penampilan fisik merupakan cara penilaian yang sangat "bodoh", karena banyak dari kita menilai dari penampilan fisik saja dan tertipu akan penampilan tersebut, ini sangat ironis.
Sebenarnya kita "nyaris" tidak bisa menentukan kadar kesholehan seseorang, karena kemampuan menghitung kandungan manfaat dan kandungan dampak suatu perbuatan itu sangat minim. maka dari itu sebaiknya jangan mudah tertipu dan terlalu cepat "memvonis" seseorang itu sholeh atau tidak, baik atau buruk, ihsan atau tidak.
Mudah-mudahan kita semua tidak meributkan ini itu, sholeh atau tidak, karena intinya kita harus berbuat baik pada semua (titik).
Kita sering mendengar orang kalau berdoa sering meminta untuk anaknya, agar menjadi anak yang sholeh/ sholikhah, namun jika ditanya apa sebenarnya dari arti kata sholeh/ sholikhah maka mereka akan termenung sebentar dan mulai berfikir mencari jawaban. Karena mereka sudah mengetahui kosa kata Sholeh/ sholikhah sudah sejak lama namun tidak mencari tahu apa arti sebenarnya dari kata tersebut.
Mungkin sudah menjadi kebiasaan orang Indonesia yang kurang kritis atas kata, jangankan pada masalah, pada kata saja kurang kritis, maka dari itu mari Kita budayakan untuk kritis dalam segala hal, dalam hal sekecil apapun dan dalam kondisi apapun.
Definisi Kata sholeh bisa saja berbeda antar ulama, namun perbedaan itu jangan dijadikan bahan perpecahan dan perselisihan, jadikan perbedaan sebagai rahmat dan keanekaragaman yang pasti ada titik- titik kesamaan.
Kita adalah manusia yang sering mengalami kelupaan dan kesalahan, lain halnya dengan malaikat yang tidak pernah salah dan tidak pernah lupa. Karena kita sering lupa dan sering melakukan kesalahan, maka sebaiknya dekatkan diri dengan yang Maha Kuasa dan ramaikan masjid atau tempat ibadah lainnya sesuai dengan keyakinan masing- masing.
Kita adalah manusia yang sering mengalami kelupaan dan kesalahan, lain halnya dengan malaikat yang tidak pernah salah dan tidak pernah lupa. Karena kita sering lupa dan sering melakukan kesalahan, maka sebaiknya dekatkan diri dengan yang Maha Kuasa dan ramaikan masjid atau tempat ibadah lainnya sesuai dengan keyakinan masing- masing.