Begitulah keadaan pada waktu itu, walaupun Pangestu dilahirkan semasa kota Solo diduduki oleh para tentara Belanda, namun berkat lindungan dan tuntunan Sang Guru Sejati, sedikit demi sedikit, setapak demi setapak melangkah menuju kejayaan. Sementara itu yang datang untuk menyiswa dan menjadi anggota Pangestu kian bertambah juga adanya.
Pada tanggal 8 juni 1949 dibentuklah “Pamiwahan Putera” dibawah pimpinan Bapak Paranpara Pakde Narto sendiri dengan dibantu oleh ibu Soeratman beserta putri-putrinya.
Dengan meningkatnya jumlah anggota Pangestu, rumah Pakde tidak lagi cukup untuk dipake Olah Rasa, maka sejak bulan November 1949 dipindahkan tempat Olah Rasa ke rumah pak Soeratman di jalan Ngetak III/3, Manahan. Olah Rasa untuk kaum pria diadakan setiap malam Jum’at, sedangkan untuk kaum wanita diadakan pada Minggu sore.
Dan begitulah keadaan Pangestu pada waktu itu, tetapi walaupun dalam keadaan yang masih mencekam dan sulit, kemajuan Pangestu sudah sangat baik sekali dan menunjukan perkembangan dalam pertambahan para siswanya.
2. Sejarah Pendiri Pangestu
Raden Soenarto adalah salah satu umat yang terpilih yang menjadi warana turunnya Sabda Ilahi dengan perantara Utusan-Nya yang Abadi, yakni Sukma Sejati. Sabda yang diterima beliau bukanlah yang serta merta turun begitu saja, melainkan diperoleh setelah Raden Soenarto berupaya keras melalui masa pencarian panjang disertai berbagai pengalaman spiritual yang diawali sejak beliau berusia 7 tahun.
Raden Soenarto Mertowardojo, yang dikalangan warga Pangestu dikenal dengan Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di desa Simo, kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari keluarga Bapak Raden Soemowardojo. Hidup pada masa itu, dijaman pendudukan Belanda, dengan delapan putra merupakan cobaan
Kembali ke bagian 4
Ke bagian 6
Artikel lain:
Pada tanggal 8 juni 1949 dibentuklah “Pamiwahan Putera” dibawah pimpinan Bapak Paranpara Pakde Narto sendiri dengan dibantu oleh ibu Soeratman beserta putri-putrinya.
Dengan meningkatnya jumlah anggota Pangestu, rumah Pakde tidak lagi cukup untuk dipake Olah Rasa, maka sejak bulan November 1949 dipindahkan tempat Olah Rasa ke rumah pak Soeratman di jalan Ngetak III/3, Manahan. Olah Rasa untuk kaum pria diadakan setiap malam Jum’at, sedangkan untuk kaum wanita diadakan pada Minggu sore.
Dan begitulah keadaan Pangestu pada waktu itu, tetapi walaupun dalam keadaan yang masih mencekam dan sulit, kemajuan Pangestu sudah sangat baik sekali dan menunjukan perkembangan dalam pertambahan para siswanya.
2. Sejarah Pendiri Pangestu
Raden Soenarto adalah salah satu umat yang terpilih yang menjadi warana turunnya Sabda Ilahi dengan perantara Utusan-Nya yang Abadi, yakni Sukma Sejati. Sabda yang diterima beliau bukanlah yang serta merta turun begitu saja, melainkan diperoleh setelah Raden Soenarto berupaya keras melalui masa pencarian panjang disertai berbagai pengalaman spiritual yang diawali sejak beliau berusia 7 tahun.
Raden Soenarto Mertowardojo, yang dikalangan warga Pangestu dikenal dengan Pakde Narto, lahir pada tanggal 21 April 1899 di desa Simo, kabupaten Boyolali, Surakarta. Beliau adalah putra keenam dari delapan bersaudara dari keluarga Bapak Raden Soemowardojo. Hidup pada masa itu, dijaman pendudukan Belanda, dengan delapan putra merupakan cobaan
Kembali ke bagian 4
Ke bagian 6
Artikel lain: