Akal Manusia Bukanlah Hiasan Semata
Dunia sekarang ini berisi lebih dari 7 milyar manusia. yang tersebar di berbagai penjuru bumi, dari ujung timur sampai ujung barat dari kutub utara samapai kutub selatan, dari yang kecil sampai yang besar, dari yang tua sampai yang muda, dari yang hitam sampai yang putih, semuanya tinggal di bumi.
Dan dari semuanya itu masing di bekali akal oleh Tuhan, di bekali akal, mata, tangan, kaki yang sama, namun tidak semuanya berhasil menjadi sebenar-benarnya manusia. Namun di dalam akal terdapat rahasia potensi yang luar biasa. yang dapat di gunakan manusia untuk explorasi alam semesta.
Ada yang dengan akalnya, mengakali manusia yang lain, dengan akalnya menipu, menggiring orang lain, bahkan dengan akalnya ada yang tega membunuh orang lain. Akan tetapi masih ada yang benar-benar meletakkan akal pada tempat yang semestinya dan mengasihi sesamanya dan mencintai tanpa pamrih.
Mungkin pihak yang kedua adalah yang berhasil menggunakan akalnya dengan tepat, karena seorang Ilmuan dan juga Cendekiawan besar Emha Ainun Najib pernah berkata:
"Dengan mengerti logika ketepatan dan akurasi cara berfikir akal maka akan menemukan kebenaran."
Di lain kesempatan ia juga mengatakan :
"Akal adalah wakil dari otoritas Tuhan untuk mentakdirkan bumi"
Dan seorang motivator terkenal Mario Teguh pernah mengingatkan bahwa Tuhan sering menanyakan kepada manusia tentang penggunaan akal manusia, beberapa Firman Tuhan adalah:
"Apakah kamu tidak berfikir? Apakah kamu kamu tidak berakal?"
Jadi menurut hal-hal di atas dapat di simpulan bahwa peranan akal manusia itu sangatlah penting dan menentukan. karena dengan akal(cara berfikir yang baik) maka kehidupan akan menjadi baik. hal itu berbeda dengan orang yang akalnya tidak berfungsi dengan baik, maka perilaku hidupnya akan aneh dan bahkan melenceng dari norma-norma kehidupan.
Di kabarkan, bahwa orang eropa akan bangga jika mempunyai volume otak yang besar. Karena mereka beranggapan, semakin besar volume otak manusia maka akan semakin cerdas manusia tersebut.
Ironisnya, di beberapa bagian penjuru dunia, justru enggan berfikir, enggan memporsir otaknya. Mereka tidak mau ambil pusing, mereka ambil mudahnya, meskipun pada akhirnya kemudahan yang di ambil itu membuat memunculkan kesulitan di lain hari.
Mungkin kita sekarang sudah bisa di katakan sebagai manusia akan tetapi jika di kaji lebih jauh maka akan kelihatan betapa kita masih harus banyak belajar. Belajar menjadi manusia, belajar tentang lingkungan dan alam semesta.
Jadi penggunaan akal yang optimal akan membuat kehidupan ini indah dan cerdas.