Contoh Skripsi Bahasa Indonesia Bab I


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Agama dan kepercayaan adalah jalan bagi manusia untuk menggapai ketentraman dan ketenangan jiwa didunia maupun kebahagiaan di akhirat. Dalam pencapaian manusia menempuh ketentraman dan ketenangan jiwa,  banyak cara untuk menggapainya, ada yang melalui agama, aliran- aliran kebatinan, menyembah benda-benda yang dianggap keramat dsb. Dari setiap agama dan kepercayaan, masing-masing memiliki ciri-ciri peribadatan, kitab suci, hari besar dll.
Di Indonesia sendiri banyak lahir aliran-aliran kebatinan yang membawa kesadaran baru dalam kehidupan beragama. Ini semua disebabkan karena keinginan pembaharuan dalam bidang jasmani, serta menciptakan kebutuhan-kebutuhan baru bagi rohani.[1]  Pembaharuan dan pergeseran ini menuntut untuk berganti kedalam nilai- nilai tradisional. Setiap lembaga, entah itu bersifat kebudayaan ataupun keagamaan, masing-masing menawarkan nilai-nilai baru.
Pangestu adalah salah satu aliran kebatinan yang ada di Indonesia, yang mana lahir sebelum proklamasi kemerdekaan Indonesia, yang didirikan oleh  Raden Soenarto Mertowardojo di Surakarta.[2] Dalam lika-liku perjalanan Pangestu, aliran ini berperan serta dalam memerdekakan Republik Indonesia dengan mengusir penjajah dari tanah air.
Dalam aliran kebatinan Pangestu, sedikit banyak telah diwarnai oleh agama Kristen Katholik dan Protestan,[3] entah itu disengaja ataupun tidak. Ajaran ketuhanan aliran kebatinan Pangestu adalah berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa atau yang disebut dengan “TRIPURUSA”, artinya adalah keadaan satu tapi bersifat tiga,[4] yaitu: Suksma Kawekas (Allah Ta’ala), Suksma Sejati (utusan Tuhan yang abadi), Roh Suci (jiwa manusia yang sejati).
Dalam mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, pengikut aliran Pangestu menjalankan ajaran Sang Guru Sejati, yaitu yang disebut dengan Olah Rasa. Yang dimaksud dengan olah rasa ialah, pertemuan siswa-siswa Sang Guru Sejati warga Pangestu, guna memelihara dan memperdalam pengertian para siswa terhadap ajaran Sang Guru Sejati, dengan direncanakan terlebih dahulu dan dipimpin oleh salah satu siswa Sang Guru Sejati, anggota/pengurus Pangestu.[5] Olah rasa merupakan latihan yang menitik beratkan kedalam kehidupan atau kesadaran ke Alam Sejati, dan merupakan suatu usaha yang positif dalam memelihara pepadang ajaran Sukma Sejati serta merupakan kewajiban suci, yang didalam pelaksanaannya perlu menggunakan perasaan halus (rasa pengrasa).
Olah rasa dilakukan semata-mata hanya untuk mencari ketenangan  dan ketentraman dalam hati  dan menyebarluaskan Pepadang dari  sang guru sejati.[6] Semakin rutin seseorang dalam mengikuti olah rasa, semakin dalam ilmu yang didapatkan dari ajaran sang guru.
Dari penjajakan awal dilapangan, bahwa Aliran Kebatinan Pangestu di desa Watusomo Slogohimoyo sangat eksis dan berkembang hingga saat ini. Itu semua berjalan dengan seiringnya waktu karena adanya masyarakat atau jama’ah pangestu yang selalu menjalakan ibadah Olah Rasa yang rutin pada hari malam minggu legi dan adanya fasilitas yang mendukung bagi kebutuhan para pengikut aliran Pangestu, diantaranya adalah seperti gedung kesekertariatan dan gedung pertemuan bagi para pengikut aliran ini.
Di sisi lain, aliran Pangestu yang berkembang di desa Watusomo Slogohimoyo adalah tidak adanya keterbatasan bagi pemeluknya untuk ikut aliran ini[7], dengan kata lain bahwa para pengikut aliran pangestu berasal dari golongan dan agama apa saja dan tidak adanya keterbatasan dalam satu golongan atau agama, tetapi menerima semua kalangan masyarakat sebagai anggota Pangestu.
Dari uraian diatas, peneliti merasa tertarik dengan  ibadah Olah Rasa yang menjadikan ketentraman dan ketenangan dalam jiwa serta kemantapan rasa taat kepada sang Guru Sejati terhadap ajarannya. Maka peneliti merasa terdorong untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut mengenai Olah Rasa pengikut aliran kebatinan Pangestu di desa Watusomo Slogohimoyo Wonogiri dengan judul penelitian: Olah Rasa Pengikut Pangestu di desa Watusomo Slogohimoyo Wonogiri tahun 2009-2010.

B.     Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan fokus masalah di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1.         Bagaimana hakikat Olah Rasa pengikut aliran Pangestu di desa Watusomo Slogohimoyo Wonogiri?
C.    Tujuan Penelitian
Adapun tujuan masalah yang hendak dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah:
1.      Mendeskripsikan Olah Rasa pengikut aliran Pangestu di desa Watusomo Slogohimoyo Wonogiri.

D.    Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti akan mendapatkan beberapa poin penting yang berkenaan dengan hal diatas:
1.      Menambah pengetahuan bagi peneliti dan orang lain tentang Olah Rasa pengikut aliran kebatinan Pangestu.
2.      Sebagai referensi bagi mahasiswa yang ingin mengetahui dan memperdalam pengetahuan tentang aliran kebatinan Pangestu.
3.      Penelitian ini akan menjadikan sebuah pengetahuan mahasiswa ISID umumnya dan fakultas Ushuluddin khususnya.

E.     Tinjauan Pustaka
Untuk menjabarkan masalah ini, peniliti membutuhkan tinjauan pustaka yang berkenaan dengan judul ini. Dari sebagian tinjauan pustaka, maka peneliti mengambil pembahasan ini.
1.      Skripsi yang ditulis oleh Luluk Nur Afifah tahun 2003, mahasiswi Fakultas Ushuluddin Jurusan Perbandingan Agama kampus Institud Studi Islam Darussalam, membahas tentang perbandingan konsep ketuhanan Aliran Kebatinan Pangestu dan Bratakesawa dengan judul “ Konsep Ketuhanan Dalam Aliran Kebatinan Pengestu dan Bratakesa”.  Dari kesimpulan pembahasan ini, maka pembahas dapat mengetahui tentang ajaran kedua aliran ini yaitu konsep ketuhanan dan cara beribadah kepada Tuhan masing-masing aliran.

F.     Kerangka Teori
Telah diterangkan panjang lebar dalam ajaran Paguyuban Ngesti Tunggal (PANGESTU), bahwa ceramah yang disampaikan dalam Olah Rasa adalah suatu bentuk untuk menerangkan ajaran Sang Guru Sejati yang merupakan sebagai pembuka hati bagi mereka yang membutuhkan pepadang ajaran Sang Guru Sejati. Ceramah  tersebut ditujukan kepada siapa saja, laki-laki, perempuan, tua ataupun muda dengan tidak membeda-bedakan jenis, bangsa dan derajat.[8]
Di dalam Olah Rasa,  diuraikan secara meluas tentang subtansi ajaran Sang Guru Sejati oleh pengisi Olah Rasa serta penyampaian kesaksian dan pengalaman dari anggota dalam menghayati dan mengamalkan ajaran  Sang Guru Sejati.
Dari pemaparan pembahasan diatas, maka penulis dalam penelitian ini menggunakan studi pendekatan sosiologi untuk mengetahui tingkah laku keagamaan, cara-cara peribadatan, komunikasi antar masyarakat Watusomo Slogohimoyo. Dimana penelitian lebih menekankan kepada ciri kolektif atau social pada agama dalam definisinya. Seperti yang dikatakan oleh Durkheim bahwa “agama adalam system yang menyatu berbagai kepercayaan dan peribadatan yang berkaitan dengan benda-benda sacral, yaitu benda-benda yang terpisah dan terlarang”. [9]
Dengan studi pendekatan ini, maka peneliti akan mendapatkan data yang diharapkan tentang Olah Rasa pengikut aliran Pangestu di Watusomo Slogohimoyo Wonogiri.



G.    Metode Penelitian
1.      Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata yang tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.[10]
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik alami sebagai sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif dan analisis fenomena tertentu atau satuan sosial seperti individu, kelompok, institusi, atau masyarakat.[11] Dalam studi kasus peneliti mencoba untuk mencermati individu atau sebuah unit secara mendalam.

2.      Insrumen Penelitian
Untuk menunjang penelitian ini kehadiran peneliti di lapangan sangat penting, sebab dalam penelitian lapangan kualitatif yang menjadi instrument utama dan alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti merupakan human instrument, yaitu berfungsi menetapkan focus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpualan data dan membuat kesimpulan atas itu semuanya.[12] Adapun instrument yang lain hanya sebagai penunjang dalam penelitian.


\
3.      Sumber Data
Sumber data yang didapat dalam penelitian ini, dapat dibedakan menjadi sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada peneliti seperti imam jama’a Pangestu, kepala desa, jama’ah pangestu, warga setempat dan beberapa sumber lainnya. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya melalui buku-buku yang relevan atau document.
Untuk menentukan sumber data dalam penelitian ini, peneliti mengunakan teknik purposive yang bersifat snowball sampling yaitu penentuan sampel sumber data dengan pertimbangan dan tujuan tertentu yang pada awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar hingga data yang dihasilkan sudah jenuh atau data yang dihasilkan sudah mencukupi dan tidak memerlukan sampel baru lagi.[13]

4.      Teknik Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi.
a.       Teknik Observasi.
Observasi adalah pengamatan secara langsung di lapangan guna mengamati dan menelaah kejadian-kejadian yang ada kemudian menyusunnya dalam bentuk laporan secara sistematis.[14] Dalam penelitian ini peneliti mengunakan observasi partisipan yaitu peneliti mengamati apa yang dikerjakan sumber data, mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam kegiatan mereka, peneliti juga terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yagn sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.  Adapun observasi partisipan ini bersifat partisipasi pasif yaitu peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.[15]
b.      Teknik Wawancara
Wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan, makna dalam suatu topic tertentu. Dalam teknik wawancara ini, peneliti mengunakan teknik wawancara terstruktur (structure interview), yaitu peneliti dalam melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan terlebuh dahulu agar peneliti dapat menekankan pada hasil informasi yang telah direncanakan dalam wawancara.[16]
c.          Teknik Dokumen
Untuk menunjang kelengkapan data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara dokumen. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.[17]

5.         Analisa Data
Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan saja oleh orang yang mengumpulkan data tapi juga oleh orang lain.
Untuk melakukan analisis data, peneliti mengunakan analisis data alir. Miles dan Hubermas mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hinngga tuntas, sehingga data yang didapat bersifat jenuh. Aktifitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.[18]
Pengumpulan Data, langkah awal dalam menganalisis data dilakukan pengumpulan data hingga data yang didapat sudah jenuh. Data Reduction, yaitu merangkum, memeilih hal-hal yang pokok, memefokuskan pada hal-hal yang penting, antuk dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Data Display, yaitu penyajian data dilakukan dalam bentuk urain singkat, bagan, hubungan antar kategori, flouchart dan sejenisnya. Adapun penyajian data dalam penelitian ini dengan menggunakan teks yng bersifat naratif. Conclusion Drawing/Verification, langkah selanjutnya dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.

6.      Pengecekan Keabsahan Penelitian
Untuk mendapatkan data valid. Reliable, dan obyektif. Maka diperlukan uji keabsahan data. Adapun pengujian validitas/keabsahan dan reliabilitas penelitian ini meliputi uji validitas internal, uji validitas eksternal, uji reliabilitas, dan yang terakhir uji obyektifitas data penelitian.[19]
Uji validitas internal digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kebenaran data penelitian dengan hasil yang telah dicapai. Uji validitas eksternal dilakukan untuk mengetahui apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau terapkan pada populasi di mana sampel tersebut diambil. Selanjutnya uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi dan stabilitas data penelitian, maksudnya adalah suatu data dapat dikatakan reliabel apabila dua atau lebih penelitian dalam obyek yang sama menghasilkan data yang sama, atau peneliti sama dalam waktu yang berbda meghsilkan data yang sama. Sedangkan uji obyektifitas yaitu untuk mengetahui derajat obyektifitas (derajat kesepakatan) antar banyak orang terhadap satu data.

H.    Sistematika Pembahasan
                 Untuk memudahkan pelaksanaan penilitian ini, peneliti membagi pembahasan dalam penelitian menjadi 4 bab.
BAB I : PENDAHULUAN
A.           Latar belakang masalah,
B.            Rumusan masalah
C.            Tinjauan penelitian
D.           Kegunaan penelitian
E.            Tinjauan pustaka
F.             Kerangka teori
G.           Metode penelitian
H.           Sistematika penelitian.
BAB II : Membahas tentang sejarah Pangestu dan keorganisasian didalamnya.
A.    Mambahas pengertian Pangestu
1.      Sejarah berdirinya Pangestu
2.      Sejarah pendiri Pangestu
3.      Visi dan misi Pangestu
4.      Tujuan dan tugas pokok Pangestu
5.      Pedoman dasar Pangestu
B.  Susunan pengurus Pusat Pangestu, Struktur keorganisasian Pangestu dan perkembangannya.
1.      Pengurus Pusat Pangestu 2010
2.      Susunan dan struktur organisasi Pangestu
3.      Perkembangan organisasi Pangestu
C.  Kegiatan pokok Pangestu
1.      Penaburan Pepadang
2.      Pemeliharaan Pepadang
3.      Pemeliharaan Kancah Pepadang
4.      Pembinaan  Wanita Dan Lanjut Usia
5.      Pembinaan Generasi Muda

BAB III : Menjelaskan tentang kejadian Aliran kebatinan Pangestu yang ada dilapangan dibagi menjadi dua fase
1.      Fase Pertama :  Menjelaskan tentang kejadian Aliran kebatinan Pangestu yang ada dilapangan.
2.      Fase Kedua : Analisa data.
BAB IV : PENUTUP :
1.      Kesimpulan
2.      Saran-saran







Daftar Pustaka


Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan. Jakarta: Rineka Cipta, 1998.


As’adi, Basuki. “Pengantar Penelitian Kualitatif”. Handout Mata Kuliah Metode Penelitian PAI semester gasal. . 2007.


Ilyas, Drs. ABD. Mutholib dan Drs. ABD. Ghafur Imam. Aliran Kepercayaan dan Kebatinan di Indonesia. Surabaya: CV. Amin, 1998.


J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.


 Kartapradja, Prof. Kamil. Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia. Cetakan ke-2. Jakarta: Yayasan Masagung, 1985.


Mustafa, Dr. H. Hasan.  Profil Paguyuban Ngestu Tunggal.  Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal, 2004.


R. Schraf, Betty.  Kajian Sosiologi Agama. Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1995.


Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit SIC, 2001.

Sofyan, Drs. H. Ridin.  Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan. Cetakan ke-1. Semarang: Aneka Ilmu, 1999.


Subagya, Rahmat. Kepercayaan(Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaan) dan Agama. Cetakan ke-9. Yogyakarta:  Kanisius, 1999.


Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.


Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Cetakan ke-5. Bandung; Alfabeta, 2008.


Surahman, Winarno. Dasar dan Teknik Reseach Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito, 1978.


















[1] Rahmat Subagya, Kepercayaan(Kebatinan, Kerohanian, Kejiwaan) dan Agama, Ibid p. 9.
[2] Dr. H. Hasan Mustafa, Profil Paguyuban Ngestu Tunggal, (Jakarta: Paguyuban Ngesti Tunggal, 2004), p. 8.
[3] Prof. Kamil Kartapradja, Aliran Kebatinan dan Kepercayaan di Indonesia, Cet ke-2 , (Jakarta: Yayasan Masagung, 1985), p. 52.
[4] Raden Sunarta Mertawardaya, Raden Trihardana Sumadiharja, Pustaka Sasangka Jati, Cetakan V,  (Jakarta : Badan Penerbitan dan Perpustakaan Pangestu Pusat, 1983), p. 11
[5] Petunjuk Penyelenggaraan Olah Rasa, (Jakarta: Paguyuban Ngestu Tunggal, 1998), p.2.
[6] Hasil wawancara dengan Ketua Pangestu cabang Watusomo, Bapak Tukimen tgl 12 April 2010.
[7] Pemisahan penganut agama Kristen dan penganut agama Islam dan penganut ajaran Sang Guru Sejati, baik secara fisik maupun mental, adalah bertentangan dengan Sang Guru Sejati, dapat dilhat di Pangestu Bukan Aliran Kebatinan, (Jakarta: Paguyuban Ngestu Tunggal, 2003), p.28.

[8] Pengurus Pusat Pangestu, Petunjuk Ceramah Penerangan Sang Guru Sejati, (Jakarta: Paguyuban Ngestu Tunggal, 2009), p.1
[9] Betty. R. Schraf, Kajian Sosiologi Agama, (Yogyakarta: PT Tiara Wacana, 1995), h. 30
[10] Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h. 3
[11] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 314.
[12] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. (Bandung; Alfabeta, 2008) Cetakan ke-5. H. 222
[13] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D……h. 220
[14] Winarno Surahman, Dasar dan Teknik Reseach Pengantar Metodologi Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1978), h. 123.
[15] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D……h. 227
[16] Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta; Bumi Aksara, 2003) h. 80
[17] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D……h. 240
[18] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D……h. 247
[19] Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D……h. 270

Kalau ada uneg-uneg jangan sungkan-sungkan untuk menuliskan di form komentar.

Lebih baru Lebih lama