A. Fungsi Al-Hadits Terhadap Al-Qur’an
Fungsi hadits sebagai penjelas terhadap Al-Qur’an :
1. Bayan at Taqrir (bayat at ta’kid dan bayat at isbat) untuk menetapkan dan memperkuat apa yang telah diterangkan dalam Al-Qur’an. (Q.S Al maidah ayat 6)
2. Bayan at Taksir :Penjalasan hadits terhadap ayat – ayat yang memerlukan perincian lebih lanjut untuk memperjelas maknanya dengan kata lain memerinci ayat-ayat yang mujmal untuk meringkas atau menyingkat makna yang perlu dijelaskan,karena belum jelas makna yang dimaksudkan,sehingga masih memerlukan mubayyin(penjelasan). Dalam Al-Qur’an banyak ayat mujmal yang memerlukan perincian seperti halnya : sholat, puasa, zakat, jual beli, munahakah, qishash, dan lain sebagainya.contoh hadits : “Sholatlah sebagaimana kalian melihat aku sholat “.
3. Men-taqyid ayat-ayat yang mutlaq kata yang menujukan pada hakekat kata itu sendiri apa adanya , tanpa memandang sifatnya .Men-taqyid itu membatasi ayat-ayat yang mutlaq dengan sifat, keadaan/syarat-syarat tertentu.
4. Men-takhyshish ayat-ayat ‘am, kata “am”memiliki makna dalam jumlah yang banyak sedang kata takhshish atau khas yang menunjukan arti khusus . Men takhshish yang “am” membatasi keumuman ayat Al-Qur’an sehingga tidak berlaku bagian tertentu.
Perbandingan antara Hadits Qudsi dan Nabawi
a. Persamaan Hadits Nabawi dan Qudsi
- Keduanya sama-sama bersumber dari Allah SWT “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya melainkan hanyalah wahyu yang di wahyukan kepadanya“.
b. Perbedaan Hadits Nabawi dan Qudsi
- Dari sudut sandarannya, hadits Nabawi disandarkan kepada Nabi SAW, sedang Qudsi disandarkan kepada Nabi SAW dan Allah SWT.
- Dari sudut nisbahnya hadits Nabawi kepada Nabi SAW baik redaksi maupun maknanya .Sedangkan Qudsi makna nisbahnya kepada Allah SWT dan redaksinya kepada Nabi SAW.
- Dari sudut kuantitasnya, jumlah hadits Qudsi jauh lebih sedikit dari hadits Nabawi.Dalam hal ini tidak ada perhitungan yang pasti dari ulama.
Perbandingan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an