Durhaka kepada orang tua adalah suatu hal yang sangat ironis, karena tidak sepantasnya anak mendurhakai orang tua, karena betapa besar jasa orang tua terhadap sang anak.
Tapi Kenapa ada Anak durhaka Kepada Orang Tua
Kenapa ada anak durhaka? Dan kenapa bisa terjadi seperti itu. Bukankah kita semua menginginkan anak yang sholeh?Anak durhaka itu merupakan output dari kesalahan mendidik, dan seringkali itu di kaitkan dengan sukses tidaknya si anak itu di masa mendatang. Namun kadang keinginan tidak sesuai dengan kenyataan dan justru sang anak durhaka kepada orang tua.
Banyak yang beranggapan bahwa durhaka itulah penyebab tidak suksesnya anak padahal durhaka dan tidak sukses adalah satu rangkaian output dari kesalahan mendidik anak.
Permasalah hidup ini memang sangat komplek dan seiring perkembangan zaman, nilai- nilai kematangan berfikir cenderung terkikis.
Kita Urai Sebab akibat dari Sikap Durhaka Kepada Orang Tua
Jadi, alangkah baiknya jika orang tua mempunyai kepekaan dalam hal ini sehingga ketika telah terjadi kesalahan mendidik dengan wujud kedurhakaan anak maka orang tua segera melakukan recovery atau perbaikan, karena jika tidak maka anak akan terus berada dalam "rel" yang menuju ketidaksuksesan.Perilaku Durhaka itu Akibat?
Seorang raja dari Roma yang menangis ketika melihat anaknya melakukan kesalahan, karena pada hakekatnya kesalahan anak itu terjadi bukan semata-mata salah sang anak, melainkan sang ayah juga punya andil dalam hal tersebut.Permasalah hidup ini memang sangat komplek dan seiring perkembangan zaman, nilai- nilai kematangan berfikir cenderung terkikis.
Durhaka merupakan suatu hal yang tidak selayaknya dilakukan oleh seorang anak, yang mana ia telah dikandung selama 9 bulan dengan keletihan dan kesabaran ekstra dari seorang Ibu. Namun ada yang lebih berat lagi yakni menuntun, mendidik anak menuju kehidupan yang sholeh merupakan tantangan yang tidaklah mudah.
Dan dalam fase pertumbuhan anak orang tua dituntut untuk hati- hati dalam memilih dan memilah sikap kepada anak, karena salah sedikit saja bisa menjadikan anak melenceng bahkan menjadi orang yang tidak seperti harapan.
Pada dasarnya kewajiban orang tua terhadap anak ada tiga:
- Memberikan nama yang baik.
- Memberikan pendidikan yang layak.
- Menikahkan bilamana sudah waktunya.
Masing- masing dari ketiga hal diatas mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda, namun yang paling vital terletak pada nomor dua. Memberi pendidikan formal maupun nonformal menjadi tanggung jawab mutlak dari orang tua.
Untuk mencapai anak yang berbudi luhur dan dijauhkan dari sifat dan sikap durhaka kepada orang tua, berbadan sehat dan berfikir kreatif tidak bisa dilakukan secara instan atau hanya dengan bin salabin. Namun melalui proses yang rumit dan penuh kesabaran.