Huih,,serasa air liur menetes saat kita mendengar kalimat tersebut, terlebih ketika lapar “menerjang” perut yang mengakibatkan perut “discoan” yang menjadikan kita meringis-ringis menahannya. Tak bisa di pungkiri setiap orang memerlukan makan setiap hari dan tidak bisa berhenti seharipun, apalagi orang zaman sekarang yang dikit-dikit obat, dikit-dikit suplemen. Tapi mungkin itu udah harus begitu, dan bagian dari sistem kehidupan yang sangat kompleks.
Terlepas dari semua itu memasak makanan agar menjadi makanan enak yang enak di makan perlu memperhatikan beberapa hal tehnik dan resep, sehebat apapun tehnik namun resep tidak pas maka akan terasa janggal saat di santap, begitupun sebaliknya, sebagus apapun resep namun tehnik tidak jitu maka hasilnya juga tidak berbeda jauh dengan yang pertama. Maka dari itu perpaduan di antara keduanya sangat di perlukan.
Rasa enak terhadap makanan biasanya berbeda-beda antara satu orang dan yang lainnya. Hal itu di pengaruhi oleh kebiasaan / pengenalan makanan oleh sang Ibu sewaktu masih kecil. Jika kita lihat pada kalangan menengah ke bawah, orang timur tengah dan di bandingkan dengan orang Indonesia maka selera rasa dalam jenis makanan yang sama, maka akan berbeda, bahkan banyak orang Indonesia yang sama sekali tidak suka terhadap masakan Timur-tengah meskipun bahan makanannya sama, begitu juga sebaliknya. Kalau kita lihat yang dekat-dekat, orang sunda dan orang jawa saja akan berbeda selera makanannya.
Tapi yang sering jadi permasalahan adalah banyak dari makanan yang orang bilang termasuk makanan yang enak dan lezat, malah tidak di anjurkan oleh ahli kesehatan, pasalnya mungkin karena ada kolesterol, lemak yang tinggi dsb.
Jadi, kita jangan hanya fokus kepada enak dan lezat semata, akan tetapi sehatnya juga harus di perhatikan. Agar kita sehat, sehingga aktivitas tubuh maupun otak dapat mencapai tingkatan maksimum.