Terdengar seperti dalam perpolitikan padahal ini adalah nama salah satu permainan tradisional jawa. Permainan ini marak pada tahun 1990an. Terdiri dari 2 atau lebih pemain dapat memainkan permainan ini dengan sangat asyik.
Permainan ini filosofinya sangat tinggi yakni melatih ketenangan dalam mengangkat berbagai masalah yang menumpuk. Jadi permainan ini adalah mencari siapa yang mengumpulkan nilai yang banyak. Dan nilai di hitung dari berapa banyak pengangkatan masalah dengan tanpa menimbulkan gerakan masalah pada tumpukan yang lain.
Alat yang di gunakan dalam permainan ini adalah sapu lidi yang di potong-potong dengan ukuran kurang lebih 7-12 cm dengan banyak potongan di sesuaikan dengan kesepakatan antar pemain. Dan di antara potongan-potongan tersebut terdapat satu biji potongan yang sedikit lebih panjang dan ujungnya di bengkokkan sedikit sehingga membentuk huruf L, nah yang ini di namakan lurahnya, dan dari sinilah permainan ini di namai.
Cara bermain di lakukan dengan memegang semua potongan sapu lidi dan di lemparkan ke lantai secara bersamaan, setelah itu sebisa mungkin sang lurah (potongan lidi yang berbentuk huruf L) di ambil lebih dulu karena sang lurah ini di gunakan untuk menarik tumpukan-tumpukan yang lain dengan lekuka L-nya, namun dengan catatan, setiap pengambilan dari setiap potongan tidak menimbulkan potongan yang lain bergerak, dan jika pada pengambilan menyebabkan pergerakan maka kesempatan meneruskan permainan di hentikan hingga giliran selanjutnya.
Penentuan giliran di tentukan dengan suit atau sesuai dengan kesepakatan antar pemain.
Untuk menentukan siapa pemenangnya adalah dengan menghitung banyaknya potongan lidi yang terangkat dengan sempurna.
Selamat bermain !