Tiga Emosi Ekstrim Yang Harus di Hindari Saat Ambil Keputusan

Seringkali kita menyesali apa yang telah terjadi, dan di saat itulah kita sadar bahwa kita telah melakukan pengambilan keputusan yang belum tepat, dan sayangnya kejadian yang sudah terjadi tidak dapat di ulangi lagi. jadi, kemungkinan yang paling mungkin adalah jangan sampai kejadian serupa terulang lagi.

Kelihatan mudah dalam berteori padahal semua itu sungguh sangat sulit luar biasa, karena manusia itu sering lupa dan lupa maka kemungkinan untuk mengulang kejadian serupa akan selalu terbuka lebar. Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan agar kita dapat meminimalkan kemungkinan pengulangan kejadian yang serupa.

  1. Marah, marah merupakan salah satu emosi ekstrim yang sangat kuat dorongannya terhadap diri kita, dan marah ini adalah suatu energi yang masih belum terarah, dan kebanyakan dari kita tiak mampu untuk mengarahkan energi marah ini, karena komponen pengarah kita yang berupa akal fikiran kita sudah tak mampu bekerja secara normal karena begitu luar biasanya pengaruh energi marah tersebut. Jadi, hati-hatilah di saat marah dan jangan sampai kita mengambil keputusan di saat marah.
  2. Cinta, di saat kita fall in love kepada apapun atau siapapun maka rasional kita akan terbelenggu oleh emosi ekstrimnya cinta, jadi di saat kita sedang mengalami jatuh cinta maka perlu ekstra hati-hati saat mengambil keputusan. Karena di saat jatuh cinta maka kita akan cenderung untuk mengabaikan resiko yang ada dan akan terlihat seakan-akan bebas dari resiko apapun. Saat jatuh cinta kita sedang mengalami emosi yang ekstrim dan emosi tersebut dapat menutup pandangan kita terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk yang mungkin terjadi, terlebih di saat fall in love semua kemungkinan resiko akan terlihat seperti bukan resiko. Jadi, di saat jatuh cinta sebaiknya jangan mengambil keputusan.
  3. Sedih, kondisi ini tidak kalah ekstrimnya dengan kedua situasi di atas karena pada saat sedih kita cenderung menganggap segala sesuatu itu merupakan hal yang tidak bermanfaat sehingga pengambilan keputusan di saat sedih sangat tidak efektif karena pada dasarnya sebuah keputusan yang baik adalah keputusan yang di ambil pada saat logika berjalan normal dan tidak tertekan oleh marah, cinta maupun sedih. Suatu keputusan yang baik di ambil berdasarkan timbangan yang lebih besar manfaatnya di banding dengan resikonya, semakin tinggi nilai manfaat dan semakin rendahnya nilai resiko dari suatu keputusan maka tingkat kebaikan keputusan akan semakin tinggi.
    Manfaat tinggi > Dampak negatif = Keputusan baik
     Semakin tinggi nilai manfaat di banding dampak negatifnya maka akan semakin tinggi juga nilai kebaikan dari sebuah keputusan. 
Rumus di atas menggambarkan bahwa nilai sebuah keputusan di tentukan dari tingginya manfaat di bandingkan dengan nilai dampak negatifnya. Jadi, pada saat hendak mengambil keputusan maka sebaiknya menghindari 3 kondisi di atas.

Menambahkan, emosi itu bisa membuat orang sukses dan juga bisa membuat orang celaka.

Kalau ada uneg-uneg jangan sungkan-sungkan untuk menuliskan di form komentar.

Lebih baru Lebih lama