Makalah PENGELOLAAN KELAS Bagian 2


A.      Masalah yang sering timbul dalam pengelolaan kelas.
Masalah pengelolaan kelas dapat di kelompokkan menjadi dua kategori yaitu masalah individual dan masalah kelompok, meskipun seringkali perbedaan di antara kedua kelompok itu hanya perbedaan tekanan saja. Tindakan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang di hadapi, sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi pergaulan yang tepat pula.
Menurut Rudolf Drekurs dan Pearl Cassel dalam Ahmad Rohani (2004:125) membedakan empat kelompok masalah pengelolaan kelas individual yang di dasarkan asumsi bahwa semua tingkah laku individu merupakan upaya pencapaian tujuan pemenuhan keputusan untuk di terima kelompok dan kebutuhan untuk mencapai harga diri. Bila kebutuhan-kebutuhan ini tidak dapat terpenuhi melalui cara-cara yang lumrah dapat di terima masyarakat kelas, maka individu yang bersangkutan akan berusaha mencapainya dengan cara-cara lain. dengan kata lain, dia akan berbuat “tidak baik”. Perbuatan-perbuatan untuk mencapai tujuan dengan cara yang asosial inilah pasangan penulis di atas di golongkan sebagai berikut:
1.      Tingkah laku yang ingin mendapatkan perhatian orang lain,misalnya membatu dikelas(aktif, berbuat serba lamban sehingga perlu mendapat pertolongan extra( pasif).
2.      Tingkah laku yang ingij menunjukkan kekuatan, misalnya elalu mendekat. atau kehilangan kendali emosional(marah-marah, menangis, selau lupa pada aturan-aturan penting dikelas
3.      Tingkah laku yang bertujuan menyakiti orang lain, misalnya sperti mencacu maki, memukul , menggigit dan lain-lain.
4.      Peragaan ketidakmampuan, yaitu dalam bentuk sama sekali menolak untuk menolak untuk mencoba melakukan apapun kaena yakin bahwa hanya kegagalannah yang menjadi bagiannya.

Apabila seorang guru merasa terganggu oleh seorang pserta didik, maka kemungkunan pserta didik yang bersangkutan ada pada tahap antention geeting (Mencari perhatian orang lain).bila guru merasa dikalahkan atau terancam, maka kemungkinan peserta didik yang bersangkutan ada padatahap power seeking(menunjukkan kekuatan).Bila guru merasa tersinggung atau terluka hati, maka kemungkinan pelakunya ada pada tahap revenge seeking( menyakiti orang lain).Dan akhirnya, bila guru merasa benar-benar tidak mampu berbuat apa-apa lagi dalam menghadapi olah peserta didik, maka kemungkinan yang dihadapinya adalah perasaan ketidakmampuan.
Tidak perlu ditekankan lebih kuat lagi bahwa setiap macam masalah memerlukan penanganan yang berbeda. Selanjutnya, penanganan masalah individual adalah individu pelaku pelanggaran. 
C.   Hal- Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Pengelolaan Kelas
a.   Administrasi teknik
Menurut Oteng Sutisna (1989:19) administrasi ialah keseluruhan proses dengan mana sumber- sumber manusia dan materiel yang cocok dibuat tersedia dan efektif bagi pencapaian maksud- maksud organisasi efisien. Sementara menurut Herbert A. Simons dalam Moh.Ali dkk (2007:148) menjelaskan bahwa administrasi sebagai aktifitas kelompok (orang) yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. 
Administrasi teknik akan turut mempengaruhi pengelolaan proses pembelajaran. Administrasi teknik ini meliputi hal- hal sebagai berikut 
1.      Absensi
Absensi peserta didik dan guru hendaknya di kelola sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar yang sedang berlangsung. Hendaknya diadakan pencegahan secara periodik terhadap absensi ini.
2.      Ruang bimbingan
Hendaknya tersedia ruangan khusus yang dapat dipergunakan untuk bimbingan perserta didik yang dilakukan oleh guru, wali kelas atau guru pembimbing di sekolah.
3.      Tempat baca
Hendaknya tersedia tempat baca untuk peserta didik yang dapat dimanfaatkan pada waktu istirahat atau waktu luang. Tempat bermain dan alat bermain yang mengamndung nialai edukatif akan membantu mengatasi masalah pengelolaan. 
4.      Tempat sampah
Tempat sampah hendaknya tersedia pada tempat khusus hingga peserta didik terdorong membiasakan diri untuk hidup teratur.
5.      Catatan pribadi
Catatan pribadi peserta didik mempunyai peranan penting dalam hubungannya dengan pengelolaan, baik dalam rangka pencegahan maupun dalam rangka mengatasi yang sudah terlanjur. Catatan pribadi dapat berfungsi sebagai:
a.       Secara umum sebagai alat checking terhadap efektifitas program sekolah baik bagi peserta didik secara individual atau secara keseluruhan.
b.      Sebagai sarana untuk memahami latar belakang peserta didik beserta kehidupanya dengan lebih baik.
c.       Sebagai alat bantu bagi orang tua untuk mengenal putra –putrinya secara lebih baik.
Untuk mengisi catatan peserta didik guru bisa menggunakan sumber observasi langsung dari mereka, bertanya kepada orang tua, teman-temannya, dan sebagainya.
b.   Pengelolaan Tempat Belajar
Tempat belajar seperti ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat disarankan dalam hal pendekatan Creating Learning Commuties For children (CLCC) atau PAKEM/PAIKEM yaitu pendekatan pembelajaran yang Aktif, Inovatif, Kreaktif, Efektif, dan Menyenangkan. 
Sekolah merupakan sarana yang memberikan kebebasan pada guru dan siswa untuk mengembangkan kreatifitas yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti dinding, tembok kelas, dan sudut kelas dipergunakan untuk memajangkan kreatifitas siswa. Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharakan memotivasi siswa untuk bekerja lebih baik menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Hasil karya yang dipajangkan adalah hasil karya perorangan ataupun kelompok. Pajangan dapat berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi dan lain sebagainya. Ruangan kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam proses pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.
Pengelolaan tempat belajar meliputi pengelolaan bebarapa benda / obyek yang ada dalam ruang belajar seperti meja kursi, pajangan sebagai hasil karya siswa, perabot sekolah, atau sumber belajar yang da di kelas. Pengelolaan meja kursi, dapat disusun secara kelompok, bentuk U atau bentuk berjajar atau secara berbaris. Susunan ini tergantung strategi yang akan digunakan dan tujuan yang akan dicapai. Namun jika diinginkan intensitas interaksi tinggi antar siswa, disarankan untuk menggunakan bentuk berjajar- berbaris.

Ke Bagian 1

Kalau ada uneg-uneg jangan sungkan-sungkan untuk menuliskan di form komentar.

Lebih baru Lebih lama